Komunikasi tidak hanya dibilang penting tapi sangat-sangat penting. Pencitraan partai, dan membangunnya tidak lepas dari persoalan komunikasi politik. Terkait dengan kondisi sekarang bahwa partai juga tidak boleh lepas dari keunggulan pengetahuan [knowledge], maka pemahaman akan pengetahuan juga bagian dari komunikasi politik. Blog ini ingin berbagi info jika saat ini orang memerlukan studi empiris bagaimana perilaku partai Golkar selama ini, tentunya dari decade ke decade. Secara sengaja blog ini hunting untuk menemukan buku tersebut. Kini telah ditemukan di WEB KUTU BUKU *(http://www.kutukutubuku.com).
Buku ini merupakan hasil pelacakan terhadap model politik komunikasi Partai Golkar di tiga era kepemimpinan yang berbeda, yaitu era Harmoko (1993-1998), era Akbar Tandjung (1998-2004) dan era Jusuf Kalla (2004-2009).
Golkar di era Harmoko dikategorikan sebagai partai hegemonik, karena tidak otonom dari kekuasaan, tetapi justru menyatu dengan kekuasaan. Selain itu, struktur politiknya tidak kompetitif yang ditandai dengan tidak adanya rotasi kepemimpinan dan belum berpandangan diperlukannya pasar.
Sementara itu, di era Akbar, posisi Golkar berada di luar kekuasaan sehingga lebih bebas memainkan peran politiknya.
Data buku: